Blog Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia: Menyajikan Standar dan Informasi seputar Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Indonesia

Archive for January, 2015

Persiapan Ujian Nasional 28 Maret 2015 di Jakarta

Bersama ini diberitahukan bahwa Ujian Nasional yang terdiri atas ujian tulis dan ujian lisan diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2015 di Jakarta (Hotel masih dalam konfirmasi).

Sehubungan dengan itu, dimohon setiap senter pendidikan dapat mempersiapkan peserta yang akan mengikuti ujian dengan cara:

  1. Mengirimkan daftar nama peserta ujian yang akan mengikuti Ujian Nasional di Jakarta, paling lambat 25 Februari 2015 (Untuk menentukan JUMLAH PENGUJI). Persyaratan peserta:
    1. Surat Pernyataan telah menyelesaikan minimal 8 semester dari KPS
    2. Mengirimkan Logbook (tercapai 100%), Manuskrip Hasil Penelitian (dalam format MOGI/IJOG)
    3. Melunasi iuran wajib peserta PPDS dari masing-masing senter sampai dengan bulan Maret 2015 (Data & bukti transfer difax ke Kolegium (021-3924271) atau email: kolegiumobgin@yahoo.com).
    4. Melunasi biaya registrasi ujian nasional sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ke rekening: Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia. Kolegium, Bank Mandiri Cabang RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. Diponegoro 71, Jakarta Pusat, Rek. No. 122-009 6000 248
  2. Mengirimkan beberapa naskah soal ujian tulis (multiple choice) dan soal ujian lisan melalui email: kolegiumobgin@yahoo.com kepada Komisi Ujian Nasional Kolegium sesuai blueprint yang telah disepakati.

Wassalam,

Komisi Ujian Nasional – Kolegium OBGIN

Workshop Updating Materi Basic Surgical Skill (BSS I) Obstetri dan Ginekologi

Hotel Aryaduta-Jakarta, 23-25 Januari 2015

Slide1

Pendahuluan
BSS I sudah dimulai semenjak tahun 2000. Pelatihan Basic Surgical Skill (BSS) merupakan program wajib bagi peserta program pendidikan Obstetri dan Ginekologi baru. Pelatihan dilaksanakan di seluruh senter pendidikan secara bergantian, bekerja sama dengan Kolegium Bedah dan Johnson & Johnson Indonesia. Hingga saat ini telah teregistrasi sekitar 3394 peserta dan pelatih di Kolegium.
Pelatihan ini merupakan pelatihan berbasis kompetensi dan pada setiap akhir pelatihan diadakan OSCE dan ujian tulis untuk menjamin kompetensi peserta. Hal ini didukung dengan penyusunan dan penerapan buku acuan, panduan pelatih dan panduan peserta, penambahan waktu pelatihan, model pelatihan berbasis kompetensi disertai penuntun belajar dan langkah-langkah. Pemakaian modul baru telah dimulai sejak Januari 2008.
Pada 2008, 2011 dan 2013 telah diselenggarakan TOT BSS I, sehingga jumlah pelatih setiap senter semakin banyak. Saat ini Kolegium telah memiliki 137 pelatih BSS 1 dari seluruh senter di Indonesia.

_DSC4040  _DSC4048  _DSC4060  _DSC4053

Berikut ini Jadwal Kursus Keterampilan Bedah Dasar BSS I OB-GIN Kolegium Obstetri & Ginekologi yang telah berjalan selama ini.
JUMAT
0700-0715 Registrasi
0715-0730 Pembukaan Dir Pel
0730-0800 Perkenalan, Harapan dan Kekhawatiran
0800-0830 Gambaran Umum Pelatihan (P) Dir Pel
0830-0900 Kuesioner Awal
0900-0915 Rehat Kopi
0915-0945 Bab 1: Etika Pembedahan Obgin (P)
0945-1015 Bab 2: Prinsip Pencegahan Infeksi (P)
1015-1045  Infeksi Nosokomial (P)
1045-1115  Cuci tangan -Sarung tangan- dan Baju (P + W)
1115-1145 Bab 3: Jarum Bedah & Benang Bedah (P)
1145-1245 ISHOMA
1245-1400 Bab 4: Instrumen: – Pisau, Pinset, Klem, Gunting, Needle holder (P + W)
1400-1600 Bab 5: Simpul: Square, Surgeon Knot, Slip Knot (P + W)
1600-1615 Rehat Kopi
1615-1645 Bab 6: Insisi: Elip/Linier (P + W)
1645-1800 Penjahitan: Interrupted, Continuous /Assisting, Vertical Mattress, Horisontal Mattress, Subcuticular (P + W)
1800-1815 Rangkuman Hari Pertama
Tugas Baca Baca Bab 7,8,9,10,11

SABTU
0745-0800 Agenda dan Pemanasan
0800-0945 Bab 9: Hemostasis dan diseksi tajam (P + W) SH-Tim
0945-1200 Bab 10: Reparasi dan Anastomosis: cedera usus SH-Tim
1200-1300 ISHOMA
1300-1415 Bab 11: Reparasi dan Anastomosis: cedera vaskuler SH-Tim
1415-1530 Bab 7: Episiotomi (P + W)
1530-1545 Rehat Kopi
1545-1715 Bab 8: Electrosurgery (P)
1715-1730 Rangkuman Hari Kedua

MINGGU
0700-0715 Agenda dan Pemanasan
0715-0745 Kuesioner Tengah
0745-1000 OSCE
1000-1030 Feed back
1030-1100 Penutupan Dir Pel
P: Presentasi W: Workshop (Demonstrasi & Praktek)
Tim Pelatih: Kol. Bedah: dr. Soerarso Hardjowasito, SpB(K)
Direktur Pelatihan: Kolegium Obgin
Pelatih dari Senter: (Gabungan Senter-Senter)

Sebagai paket pelatihan, Kolegium telah menyusun Modul Pelatihan sejak tahun 2008. Modul pelatihan terdiri atas :
1. Buku Acuan
2. Buku Pegangan Pelatih
3. Buku Panduan Peserta

Setelah berjalan selama 6 tahun, modul pelatihan seyogyanya dilakukan updating materi BSS I untuk mengevaluasi dan memperdalam materi-materi baru.

SUSUNAN ACARA
Workshop Updating Materi Basic Surgical Skill (BSS I) Obstetri dan Ginekologi

Hari Jumat, 23 Januari 2015
18.00 – 19.30 Makan malam
19.30 – 20.00 Pembukaan dan Gambaran Umum Kegiatan
20.00 – 22.00 Overview Materi BSS I

Hari Sabtu, 24 Januari 2015
09.00 – 12.00 Sidang Kelompok I, II, III
Sidang Kelompok :
Kelompok I : Materi Buku Acuan
Kelompok II : Materi Buku Pelatih
Kelompok III : Materi Buku Peserta
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 14.00 Laporan Sidang Kelompok
Laporan Sidang Kelompok :
13.00-13.20 Laporan Sidang Kelompok I
13.20-13.40 Laporan Sidang Kelompok II
13.40-14.00 Laporan Sidang Kelompok III
14.00 – 14.30 Diskusi
14.30 – 17.00 Review & Updating Slide Presentation:
1. Etika Pembedahan
2. Pencegahan Infeksi
2.1. Infeksi Nosokomial
2.2. Cuci Tangan – Sarung Tangan & Baju
3.1. Jarum Bedah
3.2. Benang Bedah
4. Instrumen
5. Simpul
6. Insisi
7. Hemostasis dan Diseksi Tajam
8. Reparasi dan Anastomosis: cedera usus
9. Reparasi dan Anastomosis: cedera vaskuler
10. Episiotomi
11. Electrosurgery
17.00 – 19.00 ISHOMA
19.00 – 20.00 Kesimpulan Slide Presentation (BA)
20.00 – 21.00 Capita Selecta (BA)
21.00 Penutupan

Hari Minggu, 25 Januari 2015
06.00 – 10.00 Breakfast
10.00 – Pulang

Peserta
Peserta pada kegiatan tersebut sbb:
Fasilitator 8 orang
Reviewer 26 orang
Sekretariat 3 orang
Johnson&Johnson 3 orang
Jumlah 40 orang

LOKAKARYA PENYUSUNAN BLUEPRINT DAN SOAL UJIAN NASIONAL KOLEGIUM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

Hotel Royal Kuningan Jakarta, 16-18 Januari 2015

Slide1

Ujian nasional ialah evaluasi kompetensi keprofesian tahap nasional yang dikoordinasi oleh Kolegium dengan tujuan menjamin dan menyetarakan mutu lulusan. Ujian Nasional terdiri dari ujian tulis dan ujian lisan.

Mencakup semua aspek Obstetri Ginekologi sesuai dengan katalog yang berlaku.

Soal ujian tulis dalam bentuk multiple choice dengan standarisasi internasional. Ujian lisan dalam bentuk station method.

Blueprint yang akan disusun berbasis pada 19 Modul Kolegium.

Daftar Modul yang dimiliki Kolegium:

1.    Ketrampilan klinik dasar
2.    Pengajaran, telaah dan penilaian
3.    Teknologi informasi, peraturan klinis dan penelitian
4.    Isu etik dan legal
5.    Ketrampilan bedah inti (pra-operatif)
6.    Penanganan pasca operasi (post-operatif)
7.    Prosedur pembedahan (intra-operatif)
8.    Asuhan antenatal
9.    Kedokteran maternal
10. Penanganan persalinan
11. Asuhan kelahiran
12. Masalah pasca persalinan dan neonatus
13. Masalah-masalah ginekologi
14. Subfertilitas
15. Kesehatan reproduksi dan seksual
16. Asuhan kehamilan awal
17. Ginekologi onkologi
18. Uroginekologi
19. Pengembangan profesionalisme

Tujuan pembuatan Blueprint adalah:

  • Apa yang dinilai dalam ujian harus selaras dengan tujuan pembelajaran (learning objectives) suatu pengajaran.
  • Membuat pemetaan soal-soal ujian terhadap luaran pembelajaran (learning outcome) yang spesifik.
  • Memastikan ujian secara sampling adekuat menguji cakupan seluruh area subyek dan ranah pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
  • Untuk merencanakan isi dari soal UJIAN TULIS dan OSCE
  • Berbagai ranah pengetahuan dan keterampilan dapat teruji secara merata.
  • Keseimbangan dari area subyek yang diujikan dapat diputuskan dengan baik.
  • Menindaklanjuti hasil Rapat Sosialisasi Blueprint Soal Ujian Nasional pada tanggal 22 November 2014 di Surabaya, bersama ini diberitahukan bahwa Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia akan menyelenggarakan Lokakarya Blueprint Soal Ujian Nasional pada tanggal 16-18 Januari 2015 di Hotel Royal Kuningan Jakarta.

 

Peserta

Peserta pada lokakarya ini terdiri atas 44 orang peserta 15 Pusat pendidikan Ob-Gin dan 5 Pendidikan Sub-Spesialis (Konsultan)

Fasilitator

  1. Dr. dr. Soegiharto Soebijanto, SpOG(K)
  2. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG(K)
  3. Dr. dr. Wachyu Hadisaputra, SpOG(K)
  4. Dr. dr. M. Farid Aziz, SpOG(K)
  5. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K)
  6. Kanadi Sumapraja, SpOG(K)
  7. Tyas Priyatini, SpOG(K)
  8. Fernandi, SpOG(K)

SUSUNAN ACARA

LOKAKARYA PENYUSUNAN BLUEPRINT SOAL UJIAN NASIONAL KOLEGIUM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI INDONESIA

ROYAL KUNINGAN JAKARTA, 16-18 JANUARI 2015

Jumat, 16 Januari 2015

JAM Acara PIC
13.00-14.00 Makan Siang & Registrasi
14.00-14.10 Pembukaan KetuaKolegium
14.20-14.30 Pengarahan dan Pembekalan Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG(K)

Prof. Dr. dr. WachyuHadisaputra, SpOG(K)

Prof. Dr. dr. M. Farid Aziz SpOG(K)

14.30-15.10 Filosofi dan Model-Model Assessment, Taxonomy Blooms Dr. dr. DwianaOcviyanti, SpOG(K)
15.10-15.40 Diskusi
15.40-16.10 Coffee break & Ishoma Panitia
16.10-16.40 Blueprint

Diskusi

dr. Kanadi Sumapraja, MSc, SpOG(K)
16.40-17.10 Asesment Ujian Tulis

Diskusi

dr. Fernandi Moegni, SpOG(K)
17.10-17.40 Asesment Ujian OSCE

Diskusi

dr. TyasPriyatini, SpOG(K)
17.40-19.30 Ishoma dan Makan malam
19.30-20.00 Pembagian Kelompok dan Teknis Diskusi dr. Kanadi Sumapraja, MSc, SpOG(K) & dr. TyasPriyatini, SpOG(K)
20.00-22.00 –       Workshop Finalisasi Blueprint (PPDS/Sp I)

–       Workshop Pembuatan Blueprint (Subspesialis/Sp II)

Kelompok:

Sp I (disesuaikan dengan 19 Modul):

–       1 Kelp Modul 1-9 (A)

–       1 Kelp Modul 10-19 (B)

–       1 Kel OSCE (C)

Sp II (masing-masingmembuatsoaltulis& OSCE): (D), (E)

–       Onkologi

–       Fetomaternal

–       FER

–       Obginsos

–       Urogin

 

 

Sabtu, 17 Januari 2014

07.30-10.30 Pleno hasil Workshop Blueprint Sp I dan Sp II Dr. dr. DwianaOcviyanti, SpOG(K) (Sp I)

Prof. Dr. dr. M. Farid Aziz SpOG(K) (Sp II)

10.30-12.30 Pembuatan Soal

Soal tulis 2 soal kasus per orang

Fasil Uj. Tulis:

–       dr. Kanadi Sumapraja, MSc, SpOG(K)

–       dr. Fernandi Moegni, SpOG(K)

Fasil Uj. OSCE:

–       Dr. dr. DwianaOcviyanti, SpOG(K)

–       dr. TyasPriyatini, SpOG(K)

12.30-14.00 Ishoma
14.00-17.30 Pembuatan Soal (Lanjutan)
17.30-19.30 Ishoma Makan malam
19.30-21.30 Review Hasil Pembuatan Soal

Minggu, 18 Januari 2015

07.30-10.00 Perbaikan Soal Dr. dr. DwianaOcviyanti, SpOG(K)

dr. Kanadi Sumapraja, MSc, SpOG(K)

dr. TyasPriyatini, SpOG(K)

dr. Fernandi Moegni, SpOG(K)

10.00-11.00 Finalisasi Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K)
11.00-12.00 Pleno Prof. Dr. dr. WachyuHadisaputra, SpOG(K)

Prof. Dr. dr. M. Farid Aziz SpOG(K)

12.00 – Penutupan

Makan siang

Ketua Kolegium

LOKAKARYA STRATEGI PRODUKSI DAN PENEMPATAN DOKTER SPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI UNTUK PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA

Jakarta, 10 Januari 2015

Slide1

Jumlah dokter spesialis di Indonesia masih sangat kurang. Pemerintah telah menerapkan Program Pendidikan Dokter Spesialis yang merupakan amanat PERMENKES No. 535/MENKES/PER/ VI/2008 tentang Program Pemberian Bantuan Pendidikan bagi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik, program pemberian bantuan pendidikan dokter spesialis dilaksanakan untuk percepatan pemenuhan kebutuhan akan dokter spesialis di RS Pemerintah. Bidang spesialisasi & jumlah peserta program ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan memperhatikan usulan Pemerintah Daerah.
Penugasan pelayanan medis spesialistik di daerah merupakan bagian dari tahapan pendidikan setelah jenjang 1. Pelaksanaan penugasan berada di bawah tanggung jawab Dekan FK Pengampu bersama-sama dengan Depkes, Ka. Dinkes Prop/Kab/Kota, Direktur RS tempat penugasan. Pendayagunaan peserta pasca pendidikan langsung berada di bawah tanggung jawab Gubernur/Bupati/Walikota. Kementerian Kesehatan sebagai pengampu program PPDS/PPDGS bekerja sama dengan Kosil Kedokteran Indonesia (KKI), 17 Fakultas Kedokteran Universitas Negeri di Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi dan Rumah Sakit Pendidikan. Peserta dari program ini adalah Dokter baik PNS maupun non PNS dari seluruh Indonesia.
Untuk mensukseskan penurunan angka kematian ibu (AKI), perlu pemberdayaan peran SpOG di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu perlu penghitungan kebutuhan jumlah SpOG. Pemenuhan kebutuhan SpOG bisa berdasarkan ratio jumlah penduduk dibanding jumlah SpOG. Menurut data PPSDM ada kekurangan kebutuhan SpOG sebanyak sekitar 1000, akan tetapi ada daerah yang kelebihan tenaga SpOG, kurang lebih sejumlah 2000. Sementara itu peserta PPDS yang masuk di pusat-pusat pendidikan hanya 27-30 % yang jelas penempatannya di RS Pemerintah. Sebagian besar peserta PPDS mengikuti program mandiri, berarti penempatannya diatur PPDS ybs. Mereka akan mengisi kota-kota besar, mengisi RS swasta yang sama sekali tidak membantu penurunan AKI. SpOG yang bekerja di RS pemerintah cara bekerjanya hanya menunggu pasien yang datang ke Rumah Sakit atau pasien rujukan, dan tidak membina daerah dimana ybs ditempatkan, sehingga kurang berperan dalam penurunan AKI.

Kolegium sebagai pengampu pendidikan dokter SpOG berkewajiban dalam pemantauan mutu pendidikan dan produksinya. Pada tahun 2014 ini apabila dilihat rasio SpOG dengan jumlah penduduk, target rasio ideal berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu enam dokter spesialis per 100.000 orang penduduk. Hanya satu provinsi yaitu DKI yang rationya > dari 6/100.000.
Tujuan Lokakarya :
1. Strategi Produksi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk Peningkatan Pelayanan Obstetri dan Ginekologi:
a. Kuota PPDS setiap Prodi.
b. Sistem regionalisasi Prodi.
c. Prodi hanya mendidik PPDS berikatan dinas
d. Strategi penerimaan calon PPDS Tubel
2. Strategi Penempatan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk Peningkatan Pelayanan Obstetri dan Ginekologi:
a. Membuat proyeksi kebutuhan dokter spesialis yang akan dijadikan dasar perumusan konsep strategi pemenuhan dokter spesialis di Indonesia.
b. Penempatan disesuaikan dengan sarana di daerah.
c. Koordinasi antara Pemerintah daerah dan Kemenkes